Membangun Budaya Literasi Bagi Santri Di Pondok Pesantren Sirojut Tholibin Plosokandang Tulungagung

Authors

  • Imam Junaris UIN SATU Tulungagung

DOI:

https://doi.org/10.59024/faedah.v1i1.45

Keywords:

Membangun Budaya Literasi, Santri

Abstract

Penelitian ini bertolak dari fenomena yang terjadi pada pesantren yang masih belum kuat mengembangkan budaya literasi dalam menciptakan generasi yang unggu melalui kepemimpinan pendidikan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bentuk budaya literasi bagi santri, fasilitasi literasi bagi santri dan dampak budaya literasi bagi santri di pondok pesantren Sirojut Tholibin Plosokandang.  Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini adalah metode ceramah, metode tanya jawab, dan metode diskusi. Gerakan literasi berbasis pondok dilaksanakan dalam tiga tahap yakni tahap pembiasaan, tahap pengembangan, dan tahap pembelajaraan. Bentuk kegiatan pengembangan gerakan literasi berbasis pondok pesantren, yaitu (1) Program Tahfidzul Qur’an, (2) kajian kitab kuning, (3) kegiatan muhadarah, dan (4) kegiatan jurnalistik.  Literasi berbasis pondok pesantren adalah upaya menyeluruh yang melibatkan semua warga pondok (kyau, ustad, ustadzah, pengurus, santri, orang tua/wali murid) dan masyarakat. Pelaksanaan gerakan literasi diwujudkan melalui tiga tahap, yaitu pembiasaan, pengembangan, dan pembelajaran. ketiga tahapan dilaksanakan secara bertahap sehingga prosesnya dapat berjalan sebagaimana mestinya.  Gerakan literasi yang ditawarkan untuk lingkungan pondok juga menyesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Santri yang belajar di pondok pesantren Sirojut Tholibin diajarkan literasi dengan sistem yang unik supaya bisa mempersiapkan diri dalam kehidupan masyarakat kelak, seperti khitobah, kajian kitab kuning, syawir, muhafadzoh, dan mutola’ah. Kehidupan bermasyarakat disini menjadi penting untuk digaris bawahi, sebab santri akan menjadi tumpuan dan menjadi tokoh pembangunan yang senantiasa berguna dan digunakan dalam kehidupan sosial. Hal itu dapat tercermin ketika seorang santri memimpin kegiatan keagamaan, menjadi pembawa acara suatu kegiatan, bahkan tidak jarang berhubungan dengan hal-hal lain. seolah hal tersebut menjawab keraguan yang ada dimasyrakat, bahwa seorang santri yang mondok bisa segalanya. Berbagai kegiatan yang dapat diimplementasikan di atas diharapkan dapat membuat para santri memiliki kemampuan menyaring informasi sehingga mampu menjadi insan kamil yang berilmu dan berakhlakul karimah. 

 

References

Anwar, Rully Khairul, Neneng Komariah, and M. Taufiq Rahman, ‘Pengembangan Konsep Literasi Informasi Santri: Kajian Di Pesantren Arafah Cililin Bandung Barat’, Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama Dan Sosial Budaya, 2.1 (2017), 131–42

Bafadal, I. 1992. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Fitriyah, L., Marlina, & Suryani. (2019). Pendidikan Literasi pada Pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren Nurul Huda Sukaraja. Titian Ilmu: Jurnal Ilmiah Multi Sciences, 11 (1), 20–30. https://doi.org/10.30599/jti.v11i1.351

Fitriyah, Lailatul, Marlina Marlina, and Suryani Suryani, ‘Pendidikan Literasi Pada Pembelajaran Kitab Kuning Di Pondok Pesantren Nurul Huda Sukaraja’, Titian Ilmu: Jurnal Ilmiah Multi Sciences, 11.1 (2019), 20–30

In’amurrohman, F. (2019). Kesyubhatan TIK: Sisi Gelap Dan Terang Penggunaan TIK Pada Literasi Digital Pondok Pesantren. Medika Teknika : Jurnal Teknik Elektromedik Indonesia, 1 (1), 25–29. DOI: 10.18196/mt.010105

Kemdikbud. 2016. Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

M. Faisol, ‘Peran Pondok Pesantren Dalam Membina Keberagaman Santri’, Al-Tanzim : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 1.2 (2017), 37–51.

Manan, M. A., Bajuri, M. (2019). Budaya Literasi di Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo. Jurnal Pendidikan Islam Indonesia, 4 (2), 116–123. DOI 10.35316/jpii.v4i2.194

Nik Haryanti dan Luluk Indarti, Strategi Pembelajaran Kiai dalam Membentuk Karakter Jujur dan Disiplin Santri, Ta’allum: Jurnal Pendidikan Islam, 10(1), (2022) 121-136.

Rully Khairul Anwar, Neneng Komariah, and M. Taufiq Rahman, ‘Pengembangan Konsep Literasi Informasi Santri: Kajian Di Pesantren Arafah Cililin Bandung Barat’, Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama Dan Sosial Budaya, 2.1 (2017), 131–42.

Septiyantono, T. (2016). Literasi Informasi. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sutrianto, dkk. (2016). Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah Atas. Jakarta:Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Syahlan, T., Imran, A., Zulfa, L. N., & Ma, as S. (2019). Pendampingan Santri untuk Membangun Tradisi Literasi Di Pondok Pesantren Al-Mubarok Mranggen Demak. Dimas, 19 (1), 49–60.

Syuhud Syuhud, ‘Partisipasi Dalam Pengambilan Keputusan Strategis Di Pondok Pesantren’, Al-Tanzim: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 3.2 (2019), 37–48.

Wells, G. (1987). Apprenticeship in literacy. Interchange, 18(1-2), 109-123. https://doi.org/10.1007/BF01807064

Wiedarti, P., dkk. (2016). Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah. Jakarta:Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Downloads

Published

2023-02-22

How to Cite

Imam Junaris. (2023). Membangun Budaya Literasi Bagi Santri Di Pondok Pesantren Sirojut Tholibin Plosokandang Tulungagung. Faedah : Jurnal Hasil Kegiatan Pengabdian Masyarakat Indonesia, 1(1), 64–73. https://doi.org/10.59024/faedah.v1i1.45

Similar Articles

You may also start an advanced similarity search for this article.