PERAN VISUM ET REPERTUM DALAM PENEGAKAN HUKUM PIDANA PADA KASUS KEMATIAN TIDAK WAJAR DI KOTA MANADO

Authors

  • Yuke N. Langie Universitas Sam Ratulangi
  • Djemi Tomuka Universitas Sam Ratulangi
  • Erwin G. Kristanto Universitas Sam Ratulangi

DOI:

https://doi.org/10.35790/jbm.7.1.2015.7292

Abstract

Abstract: Crimes related to life and body of human being such as homicides, suicides, and traffic accidents are commonly encountered in daily life. Death often occurs suddenly and sometimes in unexpected and unnatural ways. In order to obtain the chronology of a death case acurately, law enforcers perform several methods; one of them is the assistance of a forensic expert. Visum et repertum is a written report made by a doctor at the request of an authority for the benefit of the court upon what can be seen and found from the crime evidences. In this study, we used data of unnatural death cases in 2013-2014 obtained from the police, the court, and the Department of Forensic and Medicolegal of Prof Dr R. D. Kandou Hospital, Manado. The results showed that several  kinds of criminal offences, in this case unnatural deaths, tended to increase from 2013 (39 cases) to 2014 (107 cases). Of the 39 cases in 2013 there were only 7 autopsies (17,9%) and of the 107 death cases in 2014 there was only 1 autopsy (0.9%). However, data of unnatural death cases of the court of Manado showed a decrease of death case numbers from 2013 (108 cases) to 2014 (58 cases). Conclusion: There was an increase of the unnatural death case number from 2013 to 2014 in Manado, however, the roles of visum et repertum and autopsy in these cases were still low.

Keywords: criminal offense, visum et repertum

 

 

Abstrak: Tindak pidana adalah suatu kejahatan yang telah diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP). Peristiwa pelanggaran hukum yang menyangkut tubuh dan nyawa manusia seperti kasus pembunuhan, bunuh diri, dan kecelakaan lalu lintas (KLL) sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Kematian sering terjadi tanpa diduga, tiba-tiba, dan dengan cara yang terkadang tampak tidak wajar. Penengak hukum melakukan berbagai cara untuk dapat mengetahui dengan jelas kronologi kasus pembunuhan tersebut; salah satu cara ialah dengan bantuan ahli forensik. Visum et repertum adalah laporan tertulis yang dibuat oleh seorang dokter mengenai segala sesuatu yang dilihat dan ditemukan pada pemeriksaan barang bukti atas permintaan yang berwenang untuk kepentingan peradilan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa data Polresta Kota Manado terdapat peningkatan berbagai macam tindak pidana yang terjadi serta sebab pembunuhan dari tahun 2013 ke tahun 2014. Dari 39 kasus kematian pada tahun 2013 Polresta Manado hanya meminta 7 kasus (17,9%) untuk diautopsi, dan dari 107 kasus kematian pada tahun 2014 hanya 1 kasus untuk di autopsi (0,9%). Data dari kasus pembunuhan yang diterima di Kejaksaan Negeri Manado tahun 2013 dan tahun 2014 memperlihatkan terjadinya penurunan dari tahun 2013 (108 kasus) ke tahun 2014 (58 kasus) yang berbeda dengan data Polresta Manado.  Simpulan: Walaupun terdapat peningkatan kasus kematian tidak wajar di kota Manado dari tahun 2013 ke tahun 2014 peran visum et repertum dan autopsi pada kasus tersebut masih rendah.

Kata kunci: tindak pidana, visum et repertum

Author Biographies

Yuke N. Langie, Universitas Sam Ratulangi

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK Unsrat

Djemi Tomuka, Universitas Sam Ratulangi

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK Unsrat

Erwin G. Kristanto, Universitas Sam Ratulangi

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK Unsrat

Downloads