Peran Media Lokal dalam Pencegahan Radikalisme Guna Mendukung Kerukunan Beragama di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)

Lestari Nurhajati, Xenia Angelica Wijayanto, Lamria Raya Fitriyani

Abstract


Radicalism and terrorism are still common in Indonesia, so all parties have a common obligation to carry out prevention and countermeasures. Even the Press Council issued Press Council Regulation Number 01/Peraturan-DP/IV/2015 concerning Guidelines for Reporting on Terrorism on April 9, 2015. However, it is really not easy for the mass media to report and report on this issue in various situations and interests in Indonesia. Likewise for local media in East Nusa Tenggara (NTT). This study aims to find out how the role of local journalists in NTT is to perform their functions in preventing radicalism and supporting religious harmony in NTT Province. What obstacles they face in the field, as well as what kind of news construction they have to do in carrying out their duties. Mass media, terrorism and radicalism are theories that continue to develop in line with how the discourse of radicalism is inseparable from the role of mass media coverage in encouraging or inhibiting radicalization and existing acts of violence. The position of the media, both at the local, national and global levels, becomes very important in carrying out counter narration when there are efforts by parties who want to promote the idea of radicalism and terrorism in a region. This research will use the FGD method on 10 journalists from local media in NTT, as an effort to dig deeper into the real conditions in the field. However, nowadays with the strengthening of transnational radical groups, they are trying to do various ways to divide Indonesia, and it is very likely that it will be present in NTT as one of the heart of the province which has been considered very ideal in maintaining religious harmony.

ABSTRAK

Radikalisme  dan terorisme masih sering terjadi di Indonesia, sehingga semua pihak memiliki kewajiban bersama untuk melakukan pencegahan dan penanggulangannya.  Bahkan  Dewan Pers mengeluarkan Peraturan Dewan Pers Nomor 01/Peraturan-DP/IV/2015 tentang Pedoman Pemberitaan Terorisme pada 9 April 2015. Meski demikian sungguh tidak mudah untuk media massa melakukan peliputan dan pemberitaan isu ini dalam berbagai situasi dan kepentingan yang ada di Indonesia. Demikian juga bagi media-media lokal yang ada di Nusa Tenggara Timur (NTT). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sesungguhnya peran jurnalis lokal di NTT untuk melakukan fungsinya dalam mencegah radikalisme dan mendukung kerukunan beragama di Provinsi NTT. Kendala apa saja yang mereka hadapi di lapangan, serta konstruksi pemberitaan seperti apa yang mereka harus lakukan dalam menjalankan tugasnya.  Media massa, terorisme  dan radikalisme menjadi teori yang terus berkembang sejalan dengan bagaimana wacana radikalisme  tidak terlepas dari peran liputan media massa dalam mendorong atau menghambat radikalisasi dan tindakan kekerasan yang ada. Posisi media baik di tingkat lokal, nasional maupun global, menjadi sangat penting dalam melakukan narasi balasan (counter narration) ketika ada upaya pihak-pihak yang ingin mempromosikan gagasan radikalisme dan terorisme di sebuah wilayah. Riset ini akan menggunakan metode FGD pada 10 jurnalis dari media-media lokal yang ada di NTT, sebagai upaya menggali lebih dalam kondisi riil yang ada di lapangan. Bagaimanapun juga saat ini dengan makin menguatnya kelompok radikal yang bersifat transnasional, mereka berupaya melakukan berbagai cara untuk memecah belah Indonesia, dan sangat mungkin akan hadir di NTT sebagai salah satu jantung provinsi yang selama ini dianggap sangat ideal dalam menjaga kerukunan umat beragama.


Save to Mendeley


Keywords


Jurnalis; Radikalisme; Kerukunan Beragama; Media Lokal

Full Text:

PDF

References


Alexandra, F. (2017). Analisis kajian terorisme dan radikalisme dalam 3 perspektif teoritis. Jurnal Paradigma, 6(3), 137–146.

Altheide, D. L. (2007). The mass media and terrorism. Discourse & Communication, 11(2), 287–308.

Archetti, C. (2012). Understanding terrorism in the age of global media: A communication approach .

As’ad, M. (2018). Rekonstruksi Kerukunan Umat Beragama (Studi Kasus di Kupang). Al- Qalam. Al- Qalam, 11(2), 71–98.

Banderov, I. I., Simkacheva, M. v, & Shakirov, A. I. (2016). Socio-humanitarian nature of professionalism of the journalist. Journal of Organizational Culture, Communications and Conflict, 20, 111.

Basyari, I. (2021). Lawan Konten Radikal di Media Sosial.

Beckert, J. (2022). A threat to journalism? How journalists and advertising sales managers in news Organizations perceive and cope with native advertising. Journalism.

Cangara, H. (2015). Pengantar Ilmu Komunikasi. PT RajaGrafindo Persada.

Galtung, J. (2003). Peace journalism. Media Asia, 30(3), 177–180.

Halverson, J., Goodall, J., & Steven, C. (2011). Master Narratives of Islamist Extremism. Springer.

Hamada, B. Ibrahim. (2021). Determinants of Journalists’ Autonomy and Safety: Evidence from the Worlds of Journalism Study. Journalism Practice, 1–21.

Hamayotsu, K. (2013). The limits of civil society in democratic Indonesia: media freedom and religious intolerance. Hamayotsu, Kikue, 43(4), 658–677.

Jamil, S., & Sohal, P. (2021). Reporting under fear and threats: The deadly cost of being a journalist in Pakistan and India. World of Media. Journal of Russian Media and Journalism Studies, 2, 5–33.

Juditha, C. (2016). Peace Journalism in News Tolikara Religion Conflict in Tempo. co- Jurnalisme Damai Dalam Berita Konflik Agama Tolikara Di Tempo. co. Jurnal Penelitian Komunikasi Dan Opini Publik, 20(2).

Kusnandar, V. B. (2022). Sebaran Umat Kristen di NTT, Terbanyak di Timor Tengah Selatan.

Lynch, J. (2015). Theoretical and methodological developments. Global Media and Communication, 11(3).

Massey, O. (2011). A proposed model for the analysis and interpretation of focus groups in evaluation research. Evaluation and Program Planning, 34(1), 21–28.

Nurhajati, L., Artini, & Wijayanto, X. A. (2018). Pemahaman dan Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik Pada Jurnalis Indonesia, Penelitian Dewan Pers.

Nurhajati, L., & Wijayanto, X. A. (2022). Inovasi Bisnis Model Industri Media Online di Indonesia.Dalam Eni Maryani, Pandan Yudhapramesti, dan Lestari Nurhajati (penyunting), Idealisme Jurnalis & Inovasi Model Bisnis Industri Media. In Idealisme Jurnalis & Inovasi Model Bisnis Industri Media. Penerbit LP3M LSPR.

Nyarko, J., & Akpojivi, U. (2017). Intimidation, assault, and violence against media practitioners in Ghana: Considering provocation. Sage Open, 7(1).

Patton, M. Q. (2014). Qualitative research & evaluation methods: Integrating theory and practice. Sage publications.

Ravenscroft, I. (2019). Terrorism, religion and self-control: An unexpected connection between conservative religious commitment and terrorist efficacy. Terrorism and Political Violence, 32(8), 1819–1834.

Ritonga, R. (2021). Rontoknya independensi pers cetak dan online di Kota Medan. Jurnal Kajian Komunikasi, 9(1), 26–39.

Riyanta, S. (2022). Menguatnya Radikalisme Di Kalangan Generasi Muda dan Perempuan.

RoteNdao. (n.d.). Daily Archives: Februari 18, 2015.

Rustandi, R., & Muchtar, K. (2020). Analisis Framing Kontra Narasi Terorisme dan Radikalisme di Media Sosial (Studi Kasus pada Akun dutadamaijabar). KOMUNIKATIF: Jurnal Ilmiah Komunikasi, 9(2), 134–153.

Shoemaker, P. J., & Reese, S. D. (2013). Mediating the message in the 21st century: A media sociology perspective. Routledge.

Soekowati, G. M. (2018). Pengaruh Pemberitaan Media Masa Pada Kasus Dugaan Korupsi Dan Partisipasi Warga Dalam Menggunakan Hak Pilih Di Pemilukada Serentak Di Indonesia. INJECT , 3(1).

Youngblood, S. (2016). Peace journalism principles and practices: Responsibly reporting conflicts, reconciliation, and solutions. Routledge. Routledge.

Zamzamy, A. (2019). Menyoal radikalisme di media digital. Dakwatuna: Jurnal Dakwah Dan Komunikasi Islam, 5(1), 13–29.




DOI: https://doi.org/10.33508/jk.v11i2.4121