Rekontruksi Pemenuhan Restitusi Melalui Qanun Jinayat di Aceh Bagi Korban Perkosaan

Syarifah Rahmatillah

Abstract


Walaupun beberapa peneliti terdahulu menyatakan bahwa ada ketidak sesuaian antara konsep formulasi restitusi yang telah ada dalam qanun jinayat Aceh dengan hukum Islam bahkan lebih dominan dengan konsep restitusi dari hukum pidana Indonesia. Penulis menyajikan beberapa alternative dalam merekontruksikan konsep restitusi untuk diterapkan di Aceh agar berbeda dengan pola pemenuhan restitusi di Indonesia yang rumit agar korban perkosaan lebih mudah mendapatkan haknya karena qanun aceh merupakan aturan yang sangat khusus di Indonesia. Inti dari kekhususan dari qanun jinayat Aceh adalah boleh memasukkan aturan hukum islam secara penuh kedalam qanun jinayat.


Full Text:

PDF

References


Abbasi, V., & Marzieh, K. (2017). Law Part of the Framework for Accountability in Policy Interpretation and Practice. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 5(1), 91-100. https://doi.org/10.26811/peuradeun.v5i1.122

Abbas, S., & Murziqin, R. (2021). Sharia-Based Regional Regulations in the Indonesian National Law System. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 9(3), 529-548. https://doi.org/10.26811/peuradeun.v9i3.673

Amrullah, A. (2014). Paradigma Saksi Mahkota dalam Persidangan Pidana di Indonesia. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 2(2), 83-104.

Bambang Widiyantoro, S., & MM, M. (2019). Declaration of basic principles of justice for victims of crime and abuse of power terhadap perlindungan korban. Jurnal Ilmiah Hukum DE’JURE: Kajian Ilmiah Hukum, 4(1), 1–12.

Kalangit, A. (2013). Peran Ilmu Kedokteran Forensik Dalam Pembuktian Tindak Pidana Pemerkosaan Sebagai Kejahatan Kekerasan Seksual. E-CliniC, 1(1).

Marasabessy, F. (2016). Restitusi Bagi Korban Tindak Pidana: Sebuah Tawaran Mekanisme Baru. Jurnal Hukum & Pembangunan, 45(1), 53–75.

Marbun, R. (2019). Mereposisi Korban dalam Sistem Peradilan Pidana di Indonesia: Suatu Keterlemparan (gowerfen-sein) dalam Mitos Modernitas. Jurnal Magister Hukum Udayana (Udayana Master Law Journal), 8(4), 525–538.

Moulia, N., & Sari, P. K. (2021). BEBAN RESTITUSI PELAKU PEMERKOSAAN MENURUT PERSPEKTIF FIKIH DAN QANUN JINAYAT. Ius Civile: Refleksi Penegakan Hukum Dan Keadilan, 5(1).

Murziqin, R., Tabrani ZA, & Zulfadli. (2012). Performative Strength in the Hierarchy of Power and Justice. Journal of Islamic Law and Culture, 10(2), 123–144.

Najemi, A., & Erwin, E. (2021). Perlindungan Hukum Terhadap Korban Tindakan Pidana Berupa Konpensasi Restitusi dalam Persepektif Perundang-Undang di Indonesia. Jurnal Sains Sosio Humaniora, 5(2), 58–73.

Rahmi, E. M., Bakar, A. A., & Suhaimi, S. (2019). Pelaksanaan ‘uqubat restitusi terhadap korban perkosaan. Kanun Jurnal Ilmu Hukum, 21(2), 227–240.

Rena Yulia. (n.d.). Viktimologi; Perlindungan Hukum Terhadap Korban Kejahatan. Graha Ilmu.

Travaini, G., Natali, L., Viggiani, C., & Calcini, G. (2019). Art as a victim: The Isis’s attacks. Rassegna Italiana Di Criminologia, 2, 149–155.

Waaben, K. (2003). Alf Ross 1899-1979: A Biographical Sketch. Eur. J. Int’l L., 14, 661.

Walidin, W., Idris, S., & Tabrani ZA. (2015). Metodologi Penelitian Kualitatif & Grounded Theory. Banda Aceh: FTK Ar-Raniry Press.




DOI: https://doi.org/10.32672/tarbawi.v10i2.4757

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 Serambi Tarbawi

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Indexed by:

       

 

 

Content Use Policy

Creative Commons License
Serambi Tarbawi is licensed under a CC-BY-SA.