Isi Artikel Utama

Abstrak

Kehidupan masyarakat pesisir yang identik dengan lingkaran kemiskinan mendorong para perempuan pesisir di Palopo untuk terlibat menjadi penjemur rumput laut. Pendapatan mereka sebagai penjemur rumput laut tergolong masih rendah dikarenakan tidak adanya pengetahuan mengenai olahan rumput laut. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan untuk mengolah rumput laut menjadi produk makanan, sehingga nilai jual dari rumput laut bisa meningkat dan berkontribusi positif bagi kehidupan mereka. Kegiatan ini dilakukan melalui kerjasama dengan penyuluh dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Palopo, Dinas Koperasi dan UKM Kota Palopo, BAZNAS Kota Palopo, dan KUA Wara Selatan.  Perempuan penjemur rumput laut yang tergabung dalam Kelompok Cahaya Katonik diajarkan tentang budidaya rumput laut yang baik dan benar, mulai dari cara memilih bibit, cara mengikat rumput laut yang efektif, cara menebar rumput laut yang telah diikat, hingga cara menjemur rumput laut yang bersih sehingga mampu menghasilkan rumput laut yang berkualitas tinggi. Selanjutnya, perempuan penjemur rumput laut juga diajarkan cara mengolah rumput laut yang sudah kering menjadi produk olahan makanan menjadi cendol rumput laut. Melalui pengolahan produk cendol rumput laut, perempuan penjemur rumput laut dapat mengurangi anggaran rumah tangga untuk cemilan anak, dan membuka usaha baru bagi mereka untuk meningkatkan pendapatan rumah tangganya.

Kata Kunci

penjemur perempuan rumput laut.

Rincian Artikel

Referensi

  1. Anwar, Zakariya, and Wahyuni. 2019. “Miskin Di Laut Yang Kaya : Nelayan Indonesia.†Sosioreligius 1(4): 52–60.
  2. Dewayanti, Ratih, and Erna Ermawati Chotim. 2004. Marjinalisasi Dan Eksploitasi Perempuan Usaha Mikro Di Pedesaan Jawa. Bandung: Yayasan Akatiga.
  3. Fakih, Mansour. 2001. Analisis Gender Dan Transformasi Sosial. Cetakan Ke. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  4. Food and Agriculture Organization (FAO). 2021. Global Status of Seaweed Production, Trade and Utilization. https://www.competecaribbean.org/wp-content/uploads/2021/05/Global-status-of-seaweed-production-trade-and-utilization-Junning-Cai-FAO.pdf.
  5. Fu, Handi. 2021. “Lima Provinsi Dengan Jumlah Produksi Rumput Laut Terbesar.†https://www.beritadaerah.co.id/2021/03/15/lima-provinsi-dengan-jumlah-produksi-rumput-laut-terbesar/ (November 19, 2021).
  6. Hikmah. 2015. “Strategy of Commudity Precessing Industry Depelopment E. Cottonii Seaweed to Increasing Value Added in The Area Center of Industrialization.†Kebijakan Sosek KP 5(1): 27–36.
  7. Islamiyah, Syahmidarni Al, and Firman Shanty Galung. 2020. “Pelatihan Pengolahan Rumput Laut Menjadi Selai Di Kelurahan Songka Kecamantan Wara Selatan Kota Palopo.†Jurnal Abdimas Gorontalo (JAG) 3(1): 10–13.
  8. Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2018. Pokok-Pokok Kebijakan Kementerian Kelautan Dan Perikanan. Jakarta.
  9. Kusnadi. 2003. Akar Kemiskinan Nelayan. Yogyakarta: LKiS Yogyakarta.
  10. Sutrisno, Eri. 2022. “Hasil Laut Indonesia Masih Primadona Pasar Dunia.†www.indonesia.go.id. https://www.indonesia.go.id/kategori/editorial/4226/hasil-laut-indonesia-masih-primadona-pasar-dunia?lang=1.
  11. Ulum, Miftachul, Abdul Mun’im, Erly Juliyani, and Khoirun Nisa. 2019. “Penguatan Perekonomian Masyarakat Dalam Pemanfaatan ‘Tunteng’ Limbah Tambak Air Tawar Melalui Wirausaha Produksi Aneka Makanan Camilan.†Dimas: Jurnal Pemikiran Agama untuk Pemberdayaan 19(1): 1–14.
  12. Waluyo, Taslim Arifin, Yonvitner, and Etty Riani. 2017. Potensi Perairan Kabupaten Luwu Dan Kota Palopo, Teluk Bone, Sulawesi Selatan. Yogyakarta: Plantaxia.
  13. Wijayanti, E. 2019. “Peningkatan Ekonomi Masyarakat Melalui Home Industry Nata De Coco Berbasis Potensi Lokal.†Jurnal Pemikiran Agama 19: 37–48. http://journal.walisongo.ac.id/index.php/dimas/article/view/4141.