GAMBARAN PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN TENTANG JAHE MERAH SEBAGAI TANAMAN OBAT

Main Article Content

Erick Giofransisco Tenis
Fenny Yunita

Abstract

Indonesia adalah salah satu negara yang terkenal dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah dan beragam. Contoh kekayaannya yaitu berbagai tanaman herbal yang dapat dimanfaatkan sebagai pengobatan tradisional. Pemakaian tanaman herbal sebagai bahan obat ini telah berlangsung sejak lama dan diturunkan secara turun-temurun dalam kehidupan masyarakat. Saat ini, masyarakat lebih memilih pengobatan tradisional daripada obat kimia. Jahe merah atau dalam nama latinnya Zingiber officinale var. Rubrum adalah salah satu tanaman obat yang populer di Indonesia. Jahe merah ini merupakan jenis jahe yang dipercaya memiliki banyak sekali manfaat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Tarumanagara tentang jahe merah sebagai tanaman obat. Penelitian ini diikuti oleh 112 orang responden penelitian, dengan kriteria inklusi yaitu mahasiswa aktif fakultas kedokteran Universitas Tarumanagara angkatan 2020. Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebanyak 107 orang (95.5%) dengan tingkat pengetahuan terhadap tanaman obat dalam kategori yang baik dan tingkat pengetahuan dengan kategori yang kurang sebanyak 5 orang (4.5%). Penelitian ini juga meneliti tentang pengetahuan tentang karakteristik tanaman jahe, sebanyak 59 orang (52.7%) dengan tingkat pengetahuan yang baik dan 53 orang (47.3%) dengan tingkat pengetahuan yang kurang. Pengetahuan tentang tanaman jahe merah, sebanyak 98 orang (87.5%) dengan tingkat pengetahuan yang baik dan 14 orang (12.5%) dengan tingkat pengetahuan yang kurang.

Article Details

Section
Articles

References

Arifin, B. & Ibrahim, S. (2018). “Struktur, Bioaktivitas dan Antioksidan Flavanoid”. J Zarah. 6(1):21-29

BPOM, 2019. Peraturan Badan Pengawas Obat Dan Makanan Nomor 32 Tahun 2019 Tentang Persyaratan Keamanan Dan Mutu Obat Tradisional Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Kepala Badan Penggawas Obat Dan Makanan, BPOM, Jakarta.

Handrianto, P. (2016). “Uji Antibakteri Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinale var. Rubrum) Terhadap. Staphylococcus Aureus Dan Escherichia coli”. Journal Of Research and Technologies. 2(1):24.

Pamungkas, Y. P. & Dewi, M. (2013). “Efek Antibakteri Perasan Jahe Merah (Zingiber officinale var. Rubrum) Terhadap Bakteri Escherichia coli Secara in Vitro”. J Farmasetis. 2(2), 46-51.

Purbaya, S. et. Al. (2018). “Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etil Asetat Jahe Merah (Zingiber officinale Roscoe var. Sunti) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus Dan Escherichia coli”. J Kartika Kimia. 1(1):29-34.

Puspita, A. N. (2019). “Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Terhadap Penggunaan Obat Tradisional Di Kecamatan Mlati”. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.

Sari, A. P. (2021). “Gambaran Pengetahuan Tentang Prebiotik Jahe Untuk Penurunan Nyeri Haid Pada Mahasiswa DIII Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Ungaran Tahun”. Semarang: Universitas Ngudi Waluyo Ungaran.

Sugiarti, H. (2019). “Gambaran Pengetahuan Masyarakat Tentang Penggunaan Obat Tradisional Sebagai Swamedikasi Nyeri Di Desa Sidakaton Kabupaten Tegal”. Tegal, Program Studi DIII Farmasi Politeknik Harapan Bersama Tegal.

UI, FK. (2016). “Farmakologi dan Terapi Edisi 6”.

Zhang, S. et. Al. (2022). “Zingiber officinale var. rubrum: Red Ginger’s Medicinal Uses”. Molecules. 25;27(3):775.