Penggunaan Feces Sapi Terfermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Produksi dan Reproduksi Ayam Kampung Sabu dan Semau

Franky M S Telupere

Abstract


Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji penggunaan feces sapi terfermentasi dalam ransum terhadap performa produksi dan reproduksi ayam kampung Sabu dan Semau. Masing-masing kelompok terdiri dari 6 pejantan dan 18 ekor betina berumur 1,5-2 tahun yang digunakan sebagai tetua. Dari perkawinan inter se mating, dihasilkan 144 ekor anak ayam. Rancangan Acak Lengkap pola Faktorial 2x3 digunakan dalam penelitian ini, dimana terdapat 2 faktor, yaitu pertama faktor pakan: T0: Ransum Basal + 0% feces sapi terfermentasi (kontrol); T1: Ransum Basal 90% + 10% feces sapi terfermentasi; T2:  Ransum Basal 80% + 20% feces sapi terfermentasi. Faktor kedua adalah grup genetik, yaitu: S: Ayam Sabu dan M: Ayam Semau. Setiap perlakuan diulang 2 kali, dan setiap ulangan terdiri dari 1 pejantan dan 3 betina. Variabel yang diteliti adalah produksi telur, bobot telur, fertilitas, daya tetas, bobot DOC, bobot badan 4 dan 8 minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan feces sapi terfermentasi dalam ransum basal sampai 20% memberikan hasil  yang lebih baik untuk produksi telur dan bobot telur. Sedangkan untuk variabel lainnya tidak berpengaruh, sehingga dapat disimpulkan bahwa feces sapi terfermentasi dapat digunakan dalam ransum ayam kampung Sabu dan Semau.


Keywords


Feces sapi terfermentasi, ayam sabu, ayam semau

Full Text:


DOWNLOAD PDF

References


Bidura, I. G. N. G., & Suasta, I. M. (2012). Penampilan ayam kampung umur 0- 8 minggu yang diberi tepung hipofisa kambing melalui ransum. Majalah Ilmiah Peternakan, 9(1).

Eriko, E., Jatmiko, J., & Nur, H. (2016). Pengaruh penggantian sebagian ransum komersial dengan dedak padi terhadap performa ayam kampung. Jurnal Peternakan Nusantara, 2(1), 27–34. https://doi.org/10.30997/jpnu. v2i1.348

Guntoro, S., Dinata, A. A. N. B. S., & Sudarma, I. W. (2016). Pemanfaatan kotoran sapi untuk bahan ransum ayam buras. Jurnal Pengkajian Dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 18(3), 217–224.

Guntoro, S., Yasa, M. R., & Sudarma, W. (2013). Pemanfaatan feses sapi untuk pakan itik bali jantan. Jurnal Pengkajian Dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 16(2), 77–84. https://doi.org/10.21082/jpptp.v16n2.2013.p

Hafsah, & Sarjuni, S. (2017). Evaluasi Penggunaan Bahan Pakan Lokal terhadap Performa Produksi Telur dan Kinerja Penetasan Ayam Kampung Super (Evaluation of Using Local Feed Ingredients to Egg Production and Hatchability Performance of Super Kampung Chicken). Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan Dan Veteriner, 0(0), 415–421. https://doi.org/10.14334/Pros.Se mnas.TPV-2017-p.415-421

Haryuni, N., Lidyawati, A., & Khopsoh, B. (2019). Pengaruh penambahan level vitamin E-selenium dalam pakan terhadap fertilitas dan daya tetas telur hasil persilangan ayam sentul dengan ayam ras petelur. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu, 7(3), 287–305. https://doi.org/10.23960/jipt.v7i3.p287-292

Helendra, H., Imanidar, I., & Sumarmin, R. (2011). Fertilitas dan daya tetas telur ayam kampung (Gallus domestica) dari kota Padang. EKSAKTA, 1(12), 29–37.

Herlina, Nafiu, L., & Pagala, M. (2016). Berat tetas dan fertilitas pada ayam kampung dan hasil persilangannya. JITRO, 3(3), 32–37.

Lapihu, Y. L., Telupere, F. M. S., & Sutedjo, H. (2019). Kajian fenotip dan genetik performa pertumbuhan dari persilangan ayam lokal dengan ayam ras petelur isa brown. Jurnal Sain Peternakan Indonesia, 14(3), 298–305. https://doi.org/10.31186/jspi.id.1 4.3.298-305

Nafiu, L. O., Rusdin, M., & Aku, A. S. (2014). Daya tetas dan lama menetas telur ayam tolaki pada mesin tetas dengan sumber panas yang berbeda. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Peternakan Tropis, 1(1), 32–44. http://ojs.uho.ac.id/index.php/peternakan-tropis/article/view/359

Napirah, A., & Has, H. (2017). Pengaruh Lama Penyimpanan Terhadap Fertilitas Dan Daya Tetas Telur Ayam Kampung Persilangan. Prosiding Seminar Nasional Riset Kuantitatif Terapan., 167–170.

Nurtini, S. (2009). Sosial Budaya Dan Pemasaran Ayam Kampung. Dalam: Ayam Lokal Indonesia: Dari Plasma Nutfah Menuju Ketahanan Pangan (1st ed.). UGM Press.

Rajab. (2014). Fertilitas dan daya tetas telur ayam kampung pada lokasi asal telur dan kapasitas mesin tetas berbeda. Jurnal Ilmu Ternak Dan Tanaman, 4(1), 5–12.

Sadid, S., Tanwiriah, W., & Indrijani, H. (2016). Fertilitas, Daya Tetas Dan Bobot Tetas Ayam Lokal Jimmy’s Farm Cipanas Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Universitas Padjadjaran.

Suryani, N., Suthama, N., & Wahyuni, H. (2012). Fertilitas telur dan mortalitas embrio ayam Kedu pebibit yang diberi ransum dengan peningkatan nutrien dan tambahan Sacharomyces cerevisiae. Animal Agricultural Journal, 1(1), 389–404.

Sweken, P. (2015). Mengubah Feses Sapi Menjadi Pakan Ayam. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali.

Telupere, F. M. (1994). Pengaruh Berat dan Pakan terhadap Pertumbuhan Ayam Kampung Legund dan Normal. Universitas Gadjah Mada.

Telupere, F. M., & Nalley, W. (2018). Pewarisan Sifat Fenotip dan Genetik Ayam Kampung Sabu dan Semau Ayam Serta Hasil Persilangannya. Laporan Penelitian Hibah Pascasarjana.

Zakaria, M. A. (2010). Pengaruh lama penyimpanan telur ayam buras terhadap fertilitas, daya tetas telur dan berat tetas. Jurnal Agrisistem, 6(2), 97–103.



Publication ID
DOI https://doi.org/10.21776/ub.jtapro.2020.021.01.2

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.