Pemanfaatan Media Sosial Sebagai Sarana Outreach Wanita Pekerja Seks oleh Petugas Penjangkau Lapangan

Authors

  • Asep Rahman Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
  • Gustafiano Setyadharmaputra Ruindungan Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

DOI:

https://doi.org/10.35801/jpai.2.2.2020.31383

Abstract

Sejak ditemukannya pertama kali kasus HIV/AIDS di Sulawesi Utara, pada tahun 1997, peningkatan kasus senantiasa terjadi hingga saat ini. Penyebaran HIV/AIDS dapat dihindari dengan proses edukasi yang berkelanjutan, terutama pada populasi kunci seperti pekerja seks. Pemanfatan teknologi khususnya media sosial dapat menjadi sarana untuk memudahkan proses edukasi kepada populasi kunci. LKKNU Sulawasi Utara sebagai implementing unit dari SSR Yayasan Kerti Praja yang mendapatkan pendanaan Global Fund untuk penanggulangan HIV/AIDS melalui upaya penjangkuan berupa edukasi kesehatan dan perujukan ke layanan kesehatan. Pada kajian ini dimana merupakan hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh penulis untuk mendapatkan gambaran tentang proses-proses edukasi oleh petugas lapangan bagi pekerja seks di Kota Manado. Dalam kajian ini diperoleh bahwa pemanfaatan media sosial sebagai sarana penjangkuan telah digunakan, namun butuh penguatan agar efektivitas pemanfaatannya maksimal. Selain itu penguatan kapasitas petugas lapangan akan pemanfaatan media sosial juga sangat perlu agar mampu menjangkau populasi kunci yang cenderung tertutup.

References

Benotsch EG, Kalichman SC, Cage M. 2002. Men who have met sex partners via the Internet: prevalence, predictors, and implications for HIV pre-vention. Archives of Sexual Behavior.

Chambers, Robert. 1996. PRA (Participatory Rural Appraisal) Memahami Desa Secara. Partisipatif. Yogyakarta: Penerbit Kanisuis

Conn C, Nayar S, Lubis D, Maibvisira C, Modderman K. 2017. Vulnerable Youth as Prosumers in HIV Prevention: Studies Using Participatory Action Research. JMIR Public Health Surveill.

George, D. R., Rovniak, L. S.dan Kraschnewski, J. L. (2013). Dangers and opportunities for social media in medicine.Clin Obstet Gynecol, 56(3), hal. 453–462

Guadamuz TE, Cheung DH, Wei C, Koe S, Lim SH. 2015. Young, online and in the dark: Scaling Up HIV testing among MSM in ASEAN. PLoS ONE.

Farnan, J. M. et al.(2013).Online Medical Professionalism : Patient and Public Relationships : Policy Statement From the American College of Physicians and the Federation of State Medical Boards.Annals of Internal Medicine, 158(8), hal. 620–627.

Kemenkes RI. 2011. Pedoman Nasional Manajemen Program HIV dan AIDS. Jakarta : Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.

Kominfo.(2014).Riset Kominfo dan UNICEF Mengenai Perilaku Anak dan Remaja Dalam Menggunakan Internet. Tersedia di https://kominfo.go.id(Diakses: 1 Februari 2018).

Kurniawati, Herlin Fitriani. Gambaran Penggunaan Internet Dalam Pencarian Informasi Tentang Hiv Dan Aids Pada Remaja. DOI : 10.26714/jk.8.1.2019.27-37

Nugrohoi, C. V. (2014). Pengaruh Pemberian Materi Kesehatan Reproduksi Melalui Grup Facebook Terhadap Pengetahuan Remaja.Jurnal Promkes, 2(2), hal.128–139.

Rochdyanto, Saiful. 2000. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode PRA. Makalah ToT PKPI. Yogyakarta

Rosenberger JG, Reece M, Novak D, Mayer K. 2011. The Internet as a valuable tool for promoting a new framework for sexual health among gay men and other men who have sex with men. AIDS Behaviour.

UNAIDS. 2018. UNAIDS data 2018.Switzerland: UNAIDS

Wei C, Lim SH, Guadamuz TE, Koe S. Virtual versus physical spaces: Which facilitates greater hiv risk taking among men who have sex with men in east and South - East Asia? AIDS and Behavior. .2014;18(8):1428-35.

Downloads

Published

2020-09-01