Konteks Sosial, Politik, dan Budaya dalam Sastra Drama Tahun 1970-an: Studi Kasus pada “Kisah Perjuangan Suku Naga” Karya W.S Rendra dan “Maaf, Maaf, Maaf” Karya N. Riantiarno

M. Yoesoef

Abstract


Pesona kekuasaan, baik di ranah keluarga (domestik) maupun di ranah umum (publik) senantiasa memicu pergolakan di antara anggota keluarga dan masyarakat luas. Dalam pada itu, para birokrat yang mengemban tugas pemerintahan dapat dikatakan sebagai ujung tombak untuk menyejahterakan masyarakat melalui program-programnya. Namun demikian, dinamika di lapangan, selain hal positif juga menimbulkan efek negatif, yang berkaitan dengan perilaku birokrat dalam hal implementasi program-program itu. Hal itu terekam dalam ingatan kolektif masyarakat dan menjadi batu besar yang menghalangi pandangan. W.S. Rendra dan N. Riantiarno melalui karyanya merekam ingatan kolektif itu menjadi sebuah drama yang menyindir dan kritis. Di balik karyanya itu, mereka memberi ingatan kepada kita betapa ekses dari proses pembangunan sepanjang tahun 1970-an menuai opini yang perlu dicermati di masa sekarang ini.


Kata kunci: ingatan kolektif, domestik, publik, birokrat


Full Text:

PDF

References


Alfian, Mely G. Tan, dan Selo Sumardjan (ed.). 1980. Kemiskinan Struktural: Suatu Bunga

Rampai. Jakarta: Pulsar

Ali, Fahry. 1986. Refleksi Paham “Kekuasaan Jawa” dalam Indonesia Modern. Jakarta:

Penerbit Gramedia

Crouch, Harold. 1980, “Kaum Militer: Masalah Pergantian Generasi”, dalam Prisma, Edisi

Februari1980

Lubis, Mochtar dan James Scott (ed.). 1993. Korupsi Politik. Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia

Muhaimin, Yahya A. 1991. Bisnis dan Politik: Kebijaksanaan Ekonomi Indonesia 1950--1980.

Jakarta: LP3ES

Rendra.1975, “Kisah Perjuangan Suku Naga”. Jakarta: Bank Naskah DKJ

Rendra. 1977, “Sekda”. Jakarta: Bank Naskah DKJ

Riantiarno. Nano. 1977. “Maaf, Maaf, Maaf”.




DOI: https://doi.org/10.26499/jentera.v1i1.16

Refbacks

  • There are currently no refbacks.