ANALISIS KERENTANAN TANAH LONGSOR SEBAGAI DASAR MITIGASI DI KABUPATEN BANJARNEGARA (Vulnerability analysis as a basic for landslide mitigation in Banjarnegara Regency)

Pranatasari Dyah Susanti, Arina Miardini, Beny Harjadi

Abstract


ABSTRACT

Water erosion is one of the causes of degraded land and a decrease in land productivity. Improvement of degraded land needs to detect sources of erosion and vulnerability level of the degraded land. The research was conducted to predict the vulnerability of soil erosion and distribution of degraded land in order to support the implementation programme of Land Rehabilitation and Soil Conservation. The research was conducted in upper Solo Watershed. Soil erosion was predicted using Universal Soil Loss Equation (USLE). The analysis of Land Capability Class was undertaken to determine the suitability of current landuse with its capability. Analysis of critical land was based on the regulations of the Directorate General of Watershed Management and Social Forestry (BPDAS-PS) Nomor 4/V-SET/2013. The data used were DEM (Digital Elevation Model) Aster (30 m x 30 m), map of the Regional Physical Planning Program for Transmigration (RePPProT) scale 1: 250,000, map of forest area (1: 50,000) from BPKH (Forest Zone Determination Center), land cover map from BPKH (1: 50,000), Google Earth imagery, rainfall data from 93 rain stations and field surveys. The results show that the upper Solo Watershed is dominated by land categorized as potentially degraded (54%), followed by slightly degraded (35%), while land which is classified as degraded occupied 7% of the total watershed. The dominant land capability is categorized as Vth class and limited by soil erosion (89%). Dry land agriculture areas were found at land capability VIth and VIIth which should not utilized for agricultural activities. Implementation of agroforestry and teracing are alternatives to prevent further land degradation and to improve the current condition.

Keywords: degraded; land; planning; watershed; rehabilitation

 

ABSTRAK

Erosi oleh air merupakan salah satu penyebab terjadinya degradasi dan penurunan produktivitas lahan yang mengakibatkan lahan kritis. Upaya perbaikan lahan-lahan kritis perlu mendeteksi sumber-sumber penyebab erosi dan tingkat kekritisan lahan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat erosi dan distribusi lahan kritis dengan tujuan agar penerapan program Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah dapat tepat sasaran dan lahan berfungsi optimal. Penelitian dilakukan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Solo bagian hulu. Besarnya erosi tanah diprediksi dengan Universal Soil Loss Equation (USLE). Analisis KPL (Kemampuan Penggunaan Lahan) dilakukan untuk mengetahui kesesuaian penggunaan lahan dengan kemampuannya. Analisis lahan kritis didasarkan pada peraturan Ditjen Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial (BPDAS-PS) No.4/VSET/2013. Data yang digunakan berasal dari analisis DEM (Digital Elevation Model) Aster ukuran 30 m x 30 m, peta Regional Physical Planning Program for Transmigration (RePPProT) skala 1: 250.000, peta kawasan hutan skala 1: 50.000 dari BPKH (Balai Penetapan Kawasan Hutan), peta penutupan lahan BPKH skala 1: 50.000, Citra Google Earth, data hujan dari 93 stasiun hujan dan survey lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa DAS Solo bagian Hulu didominasi lahan yang potential kritis (54%), diikuti agak kritis (35%), dan yang kritis 7%. Kemampuan Penggunaan Lahan (KPL) yang dominan adalah kelas V dengan pembatas utama erosi (89%). Dijumpai areal tegalan pada lahan dengan KPL VI dan VII yang seharusnya tidak sesuai untuk pertanian. Upaya yang dilakukan untuk tetap mempertahankan areal yang belum kritis dan memperbaiki areal yang sudah kritis adalah penerapan agroforestri dan terasering.

Kata kunci: degradasi; lahan; perencanaan; DAS; rehabilitasi

Keywords


Banjarnegara; vulnerability; landslide; mitigation

Full Text:

PDF

References


BNPB. (2012). Waspada Masyarakat pada Bencana Angin Puting Beliung dan Banjir. Majalah GEMA BNPB Vol 3 No 3.

BNPB. (2016). Data Bencana. Retrieved January 1, 2016, from bnpb.go.id /data-bencana/lihat-data

Hardiyatmoko, H. C. (2006). Penanganan Tanah Longsor dan Erosi (Edisi 1). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Ibrahim, M. M., Harianto dan Wibowo, M. C. (2015). Rancang Bangun Alat Monitoring Tanah Longsor Pada Daerah Rentan Longsor Dengan Menggunakan Sensor Wire Extensometer dan Sensor Tipping Bucket. Journal of Control and Network Systems, 4(2), 34–43.

Liu, C., Li, W., Wu, H., Lu, P., & Sang, K. (2013). Susceptibility evaluation and mapping of China ’s landslides based on multi-source data. Nat Hazrds Journal, 69, 1477–1495.

Maarif, S., Damayanti, F., Suryanti, E. D., & Wicaksono, A. P. (2012). Initiation of the Desa Tangguh Bencana Through Stimulus-Response Method. Indonesian Journal of Geography, 44(2), 173–182.

Muchlis. (2015). Interpretasi Potensi Massa Longsoran Dengan Metoda Geolistrik (Studi Kasus Daerah Gayo Lues). Jurnal Natural, 15(1), 16–18.

Nugroho, S. P. (2016). Evalusi Penanggulangan Bencana 2015 dan Prediksi Bencana 2016. Jakarta: BNPB.

Paimin, Sukresno dan Pramono, I. B. (2009). Teknik Mitigasi Banjir dan Tanah Longsor. Balikpapan: Tropenbos International Indonesia Programme.

Prawiradisastra, S. (2013). Landslide Prone Areas Identification In Lampung Province. Jurnal Sains Dan Teknologi Indonesia, 15(1), 52–59.

Priyono, K. D. (2012). Kajian Mineral Lempung Pada Kejadian Bencana Longsor di Pegunungan Kulonprogo Daerah Istimewa Yogyakarta. Forum Geografi, 26(1), 53–64.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, 2013. Gerakan Tanah, Kementrian ESDM, Bandung.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. (2015). Prakiraan Wilayah Potensi Terjadi Gerakan Tanah/Tanah Longsor dan Banjir Bandang di Seluruh Indonesia. Bandung: ESDM, Kementrerian.

Rahman, M. W., Purwanto, M. Y. J., dan Suprihatin. (2014). Status Kualitas Air dan Upaya Konservasi Sumberdaya Lahan di DAS Citarum Hulu, Kabupaten Bandung. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan, 4(1), 24–34.

Sipayung, S. B., Cholianawati, N., Susanti, I., Aulia, S., Edy, R., Pusat, P., & Atmosfer, T. (2014). Pengembangan Model Persamaan Empiris Dalam Memprediksi Terjadinya Longsor di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum (Jawa Barat) Berbasis Data Satelit TRMM. Jurnal Sains Dirgantara, 12(1), 12–21.

Solle. M. S. dan Ahmad. A. 2015. Identification of Soil , Rock and Tectovolcanisme on Landslides Intensity Intondano Watershed. Abstrak Penelitian Berbasis Hibah Unggulan Perguruan Tinggi. LP2M. Universitas Hassanudin. Makassar.

Suriadi, A. B., Arsjad, M. dan Hartini, S. (2014). Analisis Potensi Risiko Tanah Longsor di Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar, Jawa Barat. Majalah Ilmiah Globe, 16, 165–172.

Setiadi T. (2013). Perancangan Sistem Informasi Geografis Pemetaan Daerah Rentan Tanah Longsor, Mitigasi dan Manajemen Bencana di Kabupaten Banjarnegara. Kesmas, 7(1), 33–42.




DOI: https://doi.org/10.20886/jppdas.2017.1.1.49-59

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2017 Jurnal Penelitian Pengelolaan DAS

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

 

 

 

Published by:

Cooperation the Center for Implementation of Standards for Environmental and Forestry Instruments Solo (BPSILHK Solo) with the Indonesian Soil and Water Conservation Society (MKTI)

eISSN : 2579-5511,  pISSN : 2579-6097

 

Secretary:

The Center for Implementation of Standards for Environmental and Forestry Instruments Solo (BPSILHK Solo)
Jl. Jend A. Yani-Pabelan, Kartasura Po.BOX 295 Surakarta 57102
Phone.(0271) 716709 ; Fax(0271) 716959;
Email : sekred.jppdas@gmail.com

Website : http://dassolo.litbang.menlhk.go.id/

Copyright : Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (Journal of Watershed Management Research)