skip to main content

HUBUNGAN STUNTING DENGAN KETERLAMBATAN PERKEMBANGAN PADA ANAK USIA 6-24 BULAN

Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Indonesia

Received: 11 Jun 2021; Published: 9 Dec 2021.

Citation Format:
Abstract

Background: The prevalence of stunting in Semarang in 2017 reached 20.37% with the highest incidence in the working area of the Bandarharjo Public Health Center. Previous studies have shown children who are stunted up to 2 years old has lower intelligence score than children who are not stunting. However, there were not studies on the relationship of stunting whit development children under 2 years.

Objectives: This study aimed to determine relationship between stunting and development of children 6-24 months in the working area ofBandarharjo Public Health Center.

Methods: This was a cross sectional study on 54 subjects aged 6-24 month using consecutive sampling method. Height and body weight were measured to assess nutritional status. Degree of stunting was expressed by height for age z-score of (HAZ) and classified according to the WHO. Development status was measured with Denver II test. Nutrient intake was measured by a semi quantitative Food Frequency Questionnaire (FFQ) and entered into Nutrisurvey 2007. The data analyzed with chi-square test and Fisher Exact.  Multivariate analysis was done by logistic regression.

Results: As many as 31,5% children were stunting and 72,2% children classified into suspect category. Stunting children had 9.3 times the risk of developmental delays compared with children who are not stunting.

Conclusion: There was significant relationship between stunting and development of children 6-24 months of age in the working area ofBandarharjo Public Health Center.
Fulltext View|Download
Keywords: Children, Stunting, Development, Denver II, Height for age z-score

Article Metrics:

  1. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi Dalam Rangka Seribu Hari Pertama Kehidupan (Gerakan 1000 HPK). Jakarta: BAPPENAS. 2013
  2. Solihin RDM, Anwar F, Sukandar D. Kaitan antara status gizi, perkembangan kognitif, dan perkembangan motorik pada anak usia prasekolah. The Journal of Nutrition and Food Research. 2013. 30;36(1):62-72
  3. Nur AE, Achadi NS, Fatimah PS. Faktor yang mempengaruhi stunting pada balita usia 24 - 59 bulan di puskesmas Cepu Kabupaten Blora. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2018;6(5):2356–3346
  4. Ningrum WE, Utami T. Stunting status and development of children under 5 years old in padamara community health service centre in Indonesia. Jurnal Keperawatan Soedirman. 2018;13(1):27–31
  5. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Hasil Utama Riskesdas. Jakarta;2018
  6. Suseno SU, Didik B. Profil Kesehatan Indonesia. Editor: Rudy K, Yudianto, Boga H, Aryati Soenardi T. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta: 2016. p. 145
  7. Oscar P, Didik B. Profil Kesehatan Indonesia. Editor: Rudy K, Yudianto, Boga H, Tanti S. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta: 2018. p. 156
  8. United Nation Children's Fund. Stunting Linked to Impaired Intellectual Development. UNICEF. 2008
  9. Hizni A, Julia M. Status stunting dan hubungannya dengan perkembangan anak balita di wilayah pesisir pantai utara Kecamatan Lemahwungkuk Kota Cirebon. Jurnal Gizi Klinik Indonesia. 2010; 6: 131–7
  10. Hanani R, Syauqy A. Perbedaan perkembangan motorik kasar, motorik halus, bahasa, dan personal sosial pada anak stunting dan non stunting. Journal of Nutrition College. 2016;5(3):412–8
  11. Solihin Rindu Dwi, Anwar F, Sukandar D. Kaitan antara status gizi, perkembangan kognitif, dan perkembangan motorik pada anak usia prasekolah. Penelitian Gizi Dan Makanan. 2013;2(1):1–39
  12. Mendez MA, Adair LS. Community and international nutrition severity and timing of stunting in the first two years of life affect performance on cognitive tests in late childhood 1,2. ASN, 2010;(11):1555–62
  13. Dinas Kesehatan. Laporan PSG dan Laporan Bulanan Puskesmas. Kota Semarang. 2017
  14. Wardani RLD. Analisis Faktor pola pemberian makan pada balita stunting berdasarkan teori transcultural nursing [tesis]. Surabaya: Universitas Airlangga; 2017
  15. Kodiyah N. Hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) Di Desa Jatirejo Kecamatan Jumapolo Karya [skripsi]. Solo: Universitas Sebelas Maret; 2015
  16. Andriani Vl, Indriani Y, Adawiyah R. Pola makan dan tingkat kecukupan gizi balita pada keluarga petani jagung. JASc. 2015;3(4):419–25
  17. Kusuma NR, Nindya TS. Levels adequacy of energy and protein and household food security status with nutritional status of children aged 6-8 years. Amerta Nutrition. 2017;13:189–97
  18. Sutarta. Pangan, Gizi, dan Pertanian. Jakarta: UI Pers. 2008
  19. Aridiyah F, Rohmawati N, Ririanty M. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian stunting pada anak balita di wilayah pedesaan dan perkotaan). Pustaka Kesehatan. 2015:163-170
  20. Pantaleo MG, Hadi H, Ganayanti IL. Stunting berhubungan dengan perkembangan motorik anak di kecamatan Sedayu, Bantul, Yogyakarta. Jurnal Gizi Dan Dietetik Indonesia. 2015;3(1).10-21
  21. Rahmawati VE, Pamungkasari EP, Murti B. determinants of stunting and child development in Jombang district. Matern Child Heal J. 2018;3(1):68–80
  22. Proboningsih J. Perbedaan perkembangan (motorik kasar, motorik halus, bahasa) pada anak usia 12-18 bulan antara status gizi kurang dan status gizi normal [skripsi]. Surabaya: Universitas Airlangga; 2009
  23. Ambaw F. Effect of mild to moderate chronic malnutrition on cognitive development of toddlers in jimma town. J Med Sci. 2013;4(8):301-306
  24. Probosiwi H, Huriyati E, Djauhar I. Stunting dan perkembangan anak usia 12-60 Bulan Di Kalasan. Journal Community Medicine and Public Health. 2017;33(11):559-564
  25. Dwi S, Maharani S, Wulandari Sr, Melina F. Hubungan antara kejadian stunting dengan perkembangan pada balita usia 3-5 tahun di posyandu Kricak Yogyakarta. Jurnal Ilmu Kesehatan. 2018;7(1):37-46
  26. Kusharisupeni. Peran status kelahiran terhadap stunting pada bayi. Jurnal Kedokteran Trisakti. 2015;23(3):73-80
  27. Wiwit Desi Intantri, Naomi Parmila H. Pengaruh tinggi badan terhadap kecerdasan kognitif murid TK Al-Mujahidin Cilacap. Bidan Prada: Jurnal Ilmiah Kebidanan. 2004;5(1):63-76
  28. Husaini. Pernan Gizi Dan Pola Asuh Dalam Meningkatkan Kualitas Tumbuh Kembang. Jakarta: Dian Rakyat; 2002
  29. Lind T, Lonnerdal B, Stendlund H, Gamayanti IL, Ismail D,Seswandhana R, et al. A community-based randomized controlled trial of iron and zinc suplementation in Indonesian infants: effects on growth and development. Am J Clin Nutr. 2004; 80: 729–36
  30. Sandstead E. Seng : Dalam Pengetahuan Gizi Mutakhir. Olson RE, Editor. Jakarta: PT Gramedia; 1988
  31. Westermack T, Antila E. Diet in Relation to the Nervous System. Human Nutrition and Dietetics. New York: Churchill Living Stone; 2000
  32. Pudjadji. Ilmu Gizi Klinis Pada Anak, 4th rev. ed. Depok: Balai Penerbit FKUI; 2005
  33. Emelia, Febry F, Rahmawati A. Hubungan asupan Gizi, Pengetahuan dan Stimulasi Ibu dengan Tumbuh Kembang Anak Prasekolah TK Handayani dan TK Teratai Kecamatan Bu kit Kecil Palembang. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2016;6(1):23-30
  34. Prasetyono. 2009. Buku Pintar ASI Eksklusif Pengenalan, Praktik, dan Kemanfaatan-Kemanfaatannya. Yogyakarta: DIVA Press
  35. Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) Cabang DKI Jakarta. Bedah ASI Kajian dari Berbagai Sudut Pandang Ilmiah. Jakarta: Balai Penerbit FKUI;2008
  36. Febriana. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan Perkembangan Bayi Usia 9-12 Bulan di Puskesmas Gamping I Sleman [Skripsi]. STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta;2005
  37. Hikmahrachim HG, Rinawati R, Sudarto S. Impact of exclusive breastfeeding on stunting among child aged 6-59 months in kabupaten Bogor at 2019. Jurnal Epidemiologi. 2019;3(2):77-82
  38. Van M, Heuvel. Metabolomics, Stunting and neurodevelopment. EbioMedicine. 2019;44:10-11

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.