Faktor yang mendasari overestimasi pengukuran gas exchange tanaman dengan menggunakan Photosynthesis Analyzer Li-6400

Mochamad Arief Soleh

Abstract


Salah satu tujuan penelitian adalah dihasilkannya data penelitian yang valid dan terpercaya. Semuanya itu tentu memerlukan usaha keras dalam memahami topik penelitian, serta memahami cara kerja alat penelitian yang akan digunakan. Beberapa kesalahan yang penulis temui dalam mengukur laju fotosintesis tanaman atau gas exchange dengan alat LI-6400 adalah ditemukannya overestimasi pengukuran. Seperti ditemukan pada dua publikasi jurnal, misalnya laju fotosintesis tanaman bawang merah mencapai 97-158 μmol CO2 m-2 s-1 dan laju fotosintesis jangung mencapai 85 – 100 μmol CO2 m-2 s-1. Secara umum tanaman C4 (Jagung) memiliki laju fotosintesis jauh lebih tinggi dibanding tanaman C3 (Bawang). Ada dua faktor kemungkinan yang menyebabkan terjadinya overestimasi dalam mengestimasi pengukuran fortosintesis dengan menggunakan alat portable fotosintesis LI-6400 ini, pertama: faktor pengguna seperti kurang informasi berkenaan response fotosintesis tanaman, kesalahan teknis pemasangan alat serta kekurang hati-hatian dalam menggunakan alat. Kedua, faktor sample daun yang diukur seperti: laju pembukaan stomata sangat minim, kondisi daun terlalu muda atau tua, serta daun terlalu banyak disentuh fisik (tangan) sehingga stomata menutup. Untuk menghindari hal tersebut hendaknya para peneliti yang menggunakan alat portable fotosintesis ini agar lebih memahami informasi fisiologis tanaman yang diukurnya, memahami protokol penggunakan alat, serta memahami bagaimanan memilih daun sample terbaik untuk dijadikan wakil dari  proses fisiologi tanaman. Dengan demikian estimasi nilai fotosintesis tanaman akan lebih akurat.

Kata Kunci: gas exchange, fotosintesis, LI-6400, overestimasi


References


Anshar M , Tohari, Sunarminto HB dan Sulistyaningsih E. 2012. Pertumbuhan, hasil dan kualitas umbi bawang merah pada kadar air tanah dan ketinggian tempat berbeda. Jurnal Agrivigor 10(2): 128-138.

Connor JD., Loomis SR., and Cassman GK. 2011. Crop Ecology pp. 268 Cambridge University press

Baldocci DD and Amthor SJ. 2001. Canopy photosynthesis: history, measurements and models, in Terrestrial Global Productivity: Past, present and future, Edited by J. Roy and B. Saugier and H. Mooney pp. 9-31 Academic San Diego calif.

Dewi SE. 2012. Pengaruh kombinasi sumber nitrogen terhadap pertumbuhan hasil jagung. Jurnal AgroPet Vol. 9 Nomor 1

Farquhar G.D., Sharkey D.T. 1982. Stomatal Conductance and Photosynthesis. Annual Review of Plant Physiology 33, 317-345.

Makino A. 2011. Photosynthesis, grain yield, and nitrogen utilization in rice and wheat. Plant Physiology 155: 125–129.

Baldocchi, D. D., and J. S. Amthor. 2001. Canopy photosynthesis: History, measurements and models, in Terrestrial Global Productivity: Past, Present and Future, edited by J. Roy, B. Saugier, and H. Mooney, pp. 9 – 31, Academic, San Diego, Calif.

Soleh MA., Tanaka Y., Yuko Nomoto Y., Iwahashi Y., Nakashima K., Fukuda Y., Long PS and Shiraiwa T. 2016. Factors underlying genotypic differences in the induction of photosynthesis in soybean [Glycine max (L.) Merr.]. Plant, Cell and Environment 39: 685–693.



Digital Object Identifier

DOI : https://doi.org/10.24198/kultivasi.v16i1.11546


Dimension Citation Metrics Badge

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Jurnal Kultivasi Indexed by:

       width=    

 

 

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.


View Jurnal Kultivasi Stat